Ukhti
, Shohibi , Perindu syorga . . .
Ada
sebuat hadits yang diriwayatkan dari Salman
Al-Farisyi Radhiallahu’anhu : “ Bahwa pada suatu
hari Siti Fatimah puteri kesayangan
Rasulullah Shalallahu ‘alihi wasallam datang
menemui Ayahndanya dengan muka pucat dan
air mata mengalir , kemudian Rasulullah
Rasulullah bertanya : “ Ada apa wahai puteriku ?
. . . “ Fatimah menjawab : “ Ya Rasulullah . . .
kemaren saya dengan Ali ( suaminya ) bertengkar ,
sedang saya terlanjur berbicara dengan kata –
kata yang membuat Ali tersinggung ( marah ) ,
setelah saya tahu bahwa Ali Marah ,
maka saya menyesal , dan kemudian saya
meminta maaf berkali – kali dengan
mengelilinginya sampai tujuh puluh dua kali
sambil mengucapkan : “ Wahai kekasihku
maafkanlah saya , itulah yang saya ucapkan
sampai Ali mau memaafkanku dan tersenyum ,
akan tetapi saya masih dibayang-bayangi
rasa takut oleh azab dan murka Allah
, wahai ayahnda apakah Allah juga
akan memaafkan saya ? “
Rasulullah Shalallahu ‘alihi wasallam bersabda : “ Wahai puteriku , demi Allah yang mengutusku menjadi Nabi , seandainya kamu mati sebelum kamu meminta maaf kepada suamimu , niscaya aku tidak akan mensholati jenazahmu “ . Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alihi wasallam bersabda : “ Wahai puteriku , apakah engkau tidak tahu bahwa kerelaan suamimu itu adalah kerelaan Allah dan kemurkaan suamimu juga menjadi kemurkaan Allah , . . . wahai puteriku , seandainya seorang isteri beribadah seperti ibadah Maryam binti Imran tetapi sang suami tidak senang atau dalam keadaan tidak rela maka Allah tidak akan menerima ibadahnya , . . . wahai puteriku , sebaik – baik amal ibadah seorang isteri adalah berbakti kepada suaminya , setelah itu tidak ada amal yang sempurna kecuali menjahit atau menenun . wahai puteriku . . duduklah sebentar untuk menjahit atau menenun , karena hal itu lebih bagus bagi wanita jika dibandingkan dengan ibadah satu tahun dan dicatat baginya dari setiap hasil pekerjaannya seperti pahala orang yang mati syahid . . . . wahai puteriku Fatimah . . sungguh bagi seorang isteri yang menjahid atau menenun kemudian dipakai oleh suami dan anak – anaknya maka wanita itu wajib masik syorga “
Rasulullah Shalallahu ‘alihi wasallam bersabda : “ Wahai puteriku , demi Allah yang mengutusku menjadi Nabi , seandainya kamu mati sebelum kamu meminta maaf kepada suamimu , niscaya aku tidak akan mensholati jenazahmu “ . Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alihi wasallam bersabda : “ Wahai puteriku , apakah engkau tidak tahu bahwa kerelaan suamimu itu adalah kerelaan Allah dan kemurkaan suamimu juga menjadi kemurkaan Allah , . . . wahai puteriku , seandainya seorang isteri beribadah seperti ibadah Maryam binti Imran tetapi sang suami tidak senang atau dalam keadaan tidak rela maka Allah tidak akan menerima ibadahnya , . . . wahai puteriku , sebaik – baik amal ibadah seorang isteri adalah berbakti kepada suaminya , setelah itu tidak ada amal yang sempurna kecuali menjahit atau menenun . wahai puteriku . . duduklah sebentar untuk menjahit atau menenun , karena hal itu lebih bagus bagi wanita jika dibandingkan dengan ibadah satu tahun dan dicatat baginya dari setiap hasil pekerjaannya seperti pahala orang yang mati syahid . . . . wahai puteriku Fatimah . . sungguh bagi seorang isteri yang menjahid atau menenun kemudian dipakai oleh suami dan anak – anaknya maka wanita itu wajib masik syorga “
(
Hadits Syarif )
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
“
Wanita yang setia melayani ( tidak
menyakiti hati ) suaminya selama tujuh hari
maka ditutup tujuh pintu neraka baginya
dan dibukakan baginya delapan pintu syorga
tanpa hisab “ ( Hadits
Syarif )
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda : “ Apabila
seorang wanita telah melakukan sholat yang
lima waktu ( yang Fardhu ) , berpuasa bulan
ramadhan , memelihara kehormatan , dan ta’at ( patuh
) kepada suaminya , dikatakan padanya . .
masuklah kedalam syorga dari segala penjuru
dan pintu syorga yang kamu kehendaki “
(
Hadits riwayat Bukhari )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar