Jumat, 14 September 2012

Hana Tajima Simpson: Mualaf yang Jadi Trend-Setter Busana Muslimah


Bagi pegiat dan desainer busana muslimah tentu tidak asing lagi mendengar nama Hana Tajima Simpson. Gadis muda, enerjik, trendi, modis, dan inspiratif dalam busana-busana muslimah. Kepopuleran Hana baik di dunia mode di Eropa maupun di Asia bukan saja karena desain-desain bajunya yang 'gaul' dan 'kekinian'. Tapi juga kisah perjalanannya sebagai ABG yang memutuskan memeluk Islam di usianya yang masih sangat belia.

Iya, Hana Tajima Simpson dikenal sebagai sebagai seorang perancang busana Inggris yang terkenal. Ayahnya berasal dari Jepang dan ibunya berkebangsaan Inggris. Hana dan keluargnya tinggal di London.

Cerita masuk Islam-nya Hana, bukan saja mengejutkan keluarganya, tapi juga kerabat dan teman-temannya di London yang dikenal dekat dunia pergaulan bebas dan kehidupan malam. Hana memilih Islam di saat baru menginjak bangku kuliah di usia 17 tahun.

Minggu, 09 September 2012

PENDENGKI SELALU SAKIT HATI

 
"Gelang di tangan orang hendak dirampas tiada dapat, cincin di jari sendiri terlucut hilang."

Begitulah pribahasa menggambarkan keadaan orang yang menyimpan rasa iri dan dengki.

Harapan ingin mendapatkan milik orang tak didapatkan, namun sesuatu yang menjadi milik sendiri dikorbankan.

Karena sejatinya pendengki selalu rugi, tak ada keuntungan sedikitpun bagi pendengki.
Bahkan, gambaran pribahasa tersebut belum cukup menggambarkan total kerugian orang yang dialami orang yang terjangkiti penyakit iri dengki.

1. SELALU SAKIT HATI
Melihat tetangga beli perabot baru, ia menggunjing kesana kemari. Ia fitnah tetangganya dgn sesuatu yang tidak-tidak, padahal ia sendiri sebetulnya menginginkan perabot tsb. Maka giliran tetangga semakin jaya, ia pun semakin benci dgn kehidupan bertetangga.

Rabu, 05 September 2012

Resensi Novel Negeri 5 Menara



Judul Novel: Negeri 5 Menara
Judul resensi novel : Negeri 5 Menara
Pengarang : A. Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Agustus 2010
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 424 hal

Resensi Novel Negeri 5 Menara

Resensi Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel best seller ini, menceritakan kisah lima orang sahabat yang mondok di sebuah pesantren yaitu Pondok Madani (PM). Novel best seller ini merupakan novel pertama dari trilogi yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupan para santrinya.
Alif Fikri adalah seorang yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan sirna, musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi Ustad (Ulama). Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan Amaknya untuk sekolah agama.

Air Mata Bidadari Syurga [Fatimah Azzahra]


 
Ukhti , Shohibi ,  Perindu  syorga . . .
Ada  sebuat  hadits  yang  diriwayatkan  dari  Salman  Al-Farisyi Radhiallahu’anhu  :  “  Bahwa pada  suatu  hari  Siti  Fatimah  puteri  kesayangan  Rasulullah  Shalallahu ‘alihi  wasallam  datang  menemui  Ayahndanya  dengan  muka  pucat  dan  air mata  mengalir ,  kemudian  Rasulullah  Rasulullah  bertanya : “  Ada  apa  wahai  puteriku ? . . . “  Fatimah  menjawab : “ Ya  Rasulullah . . .  kemaren  saya  dengan  Ali  ( suaminya ) bertengkar , sedang  saya  terlanjur  berbicara  dengan  kata – kata  yang  membuat  Ali  tersinggung ( marah )  , setelah  saya  tahu  bahwa  Ali  Marah ,  maka  saya  menyesal ,  dan  kemudian  saya  meminta  maaf  berkali – kali  dengan  mengelilinginya  sampai  tujuh  puluh  dua  kali  sambil  mengucapkan  :  “  Wahai  kekasihku  maafkanlah  saya ,  itulah  yang  saya  ucapkan  sampai  Ali  mau  memaafkanku  dan  tersenyum ,  akan  tetapi  saya  masih  dibayang-bayangi  rasa  takut  oleh  azab  dan  murka  Allah ,  wahai  ayahnda  apakah  Allah  juga  akan  memaafkan  saya ? “ 

Sabtu, 01 September 2012

RESENSI CINTA SUCI ZAHRANA : BELUM NIKAH ITU AIB?



13455293151913143958
“Untuk apa penghargaan kalau cuma bikin malu keluarga?”
Demikian dialog yang diungkapkan Bapak pada Zahrana, tepatnya Ir. Dewi Zahrana, M.Sc. Kepulangan Zahrana ke rumah setelah mendapat penghargaan dari luar negeri sepantasnya disambut bahagia oleh Bapak-Ibunya. Sayang, Bapak hanya menyambut dingin kepulangan Rana, seorang gadis pintar yang berprofesi sebagai dosen. Memiliki anak gadis sekaligus anak satu-satunya, tentu saja harapan Bapak, begitu juga dengan Ibu, adalah memiliki anak yang pintar, sukses, dan juga: menikah. Hal terakhir inilah yang lebih diharapkan Bapak. Tak ada hal yang lebih membanggakan bagi Bapak selain melihat Rana menikah sebelum ajal menjemput.