Jumat, 31 Agustus 2012

Buat Apa sih Nge-blog?



"Kekuatan ilmu terletak pada bagaimana kita berbagi"
Alkisah seorang pangeran bernama Narciscus sangat mengagumi ketampanannya. Sang pangeran suka berlama-lama di sebuah telaga. Pada suatu ketika, dia melihat bayangan wajah tampannya di telaga itu. Menangislah ia, kemudian menyadari tentang kekuatan yang maha dahsyat di balik ketampanannya.
Berawal dari kisah itulah muncul kata narcis yang kini akrab di telinga kita, khususnya para blogger. Dalam perkembangannya, narcis diartikan terlalu membanggakan diri sendiri, terlalu percaya diri yang berlebihan. Suka menampakkan sisi yang dirasa menonjol kepada orang lain.

Kamis, 23 Agustus 2012

Mengapa Aku Harus Menikahimu?


Ini adalah kisah seorang pemuda tampan yang shalih dalam memilih calon istri, kisah ini tak bisa dipastikan fakta atau tidak, namun semoga pelajaran yang ada didalamnya dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama Muslimah yang belum menikah semoga menjadi renungan.

Ia sangat tampan, taat (shalih), berpendidikan baik, orangtuanya menekannya untuk segera menikah.

Selasa, 21 Agustus 2012

Sejarah Asal Mula halal Bihalal

Filosofi Idul Fitri
Seorang budayawan terkenal Dr Umar Khayam (alm), menyatakan bahwa tradisi Lebaran merupakan terobosan akulturasi budaya Jawa dan Islam. Kearifan para ulama di Jawa mampu memadukan kedua budaya tersebut demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat. Akhirnya tradisi Lebaran itu meluas ke seluruh wilayah Indonesia, dan melibatkan penduduk dari berbagai pemeluk agama. Untuk mengetahui akulturasi kedua budaya tersebut, kita cermati dulu profil budaya Islam secara global. Di negara-negara Islam di Timur Tengah dan Asia (selain Indonesia), sehabis umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri tidak ada tradisi berjabatan tangan secara massal untuk saling memaafkan. Yang ada hanyalah beberapa orang secara sporadis berjabatan tangan sebagai tanda keakraban.
Menurut tuntunan ajaran Islam, saling memaafkan itu tidak ditetapkan waktunya setelah umat Islam menyelesaikan ibadah puasa Ramadan, melainkan kapan saja setelah seseorang merasa berbuat salah kepada orang lain, maka dia harus segera minta maaf kepada orang tersebut. Bahkan Allah SWT lebih menghargai seseorang yang memberi maaf kepada orang lain (Alquran Surat Ali Imran ayat 134).